Jumat, 20 Mei 2011

PENELITIAN BAHASA ARAB


BAB    I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang digunakan oleh mayoritas masyarakat di dunia.  Bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara, terutama negara-negara Timur Tengah, Asia Tengah, Afrika Utara dan sekitarnya.  Bahasa Arab juga digunakan di negara-negara non-Arab yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti Indonesia, Malaysia dan beberapa negara pecahan Uni Soviet.
Bahasa Arab merupakan bahasa yang besar signifikansinya bagi miliaran muslim  di seluruh dunia karena bahasa ini dipilih oleh Allah Swt sebagai bahasa Al Qur’an.  Hal ini telah disebutkan di dalam Al Qur’an:
“Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya” (Q.S. Yusuf [12]:2)

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa seseorang yang ingin memahami  Al Qur’an, maka antara lain dia harus menguasai bahasa Arab.  Oleh karena itu, mempelajari Al Qur’an dan mempelajari bahasa Arab adalah satu paket yang harus dilakukan agar bisa memahami Al Qur’an dengan baik.  Bagi kaum muslimin, bahasa Arab  merupakan alat komunikasi seorang muslim dengan Allah Swt.  Komunikasi tersebut direalisasikan dalam aktivitas sholat, do’a, zikir, dan ibadah mahdhah lainnya yang umumnya harus menggunakan bahasa Arab. 
Bahasa Arab juga memegang peranan penting dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam.  Kitab-kitab klasik yang memuat pemikiran ulama dan ilmuan muslim seperti Imam Syafii, Imam Hanafi, Imam Ghazali, Ibnu Sina, Ibnu Rusyd dan lain-lain semuanya menggunakan bahasa Arab.  Sebagian besar dari kitab-kitab tersebut belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Jadi, bahasa Arab juga merupakan kunci untuk mempelajari khazanah ilmu pengetahuan Islam seperti fikih, hadis dan tafsir, serta ilmu-ilmu lain. Oleh karena itu, jika ingin menguasai ilmu dalam buku-buku tersebut, maka terlebih dahulu harus menguasai bahasa Arab.
Pada fase perkembangannya, yakni pada tahun 1973, bahasa Arab telah dijadikan sebagai bahasa resmi dalam lingkungan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang sekaligus meningkatkan kedudukan bahasa Arab itu sendiri. Karena itulah tidak berlebihan jika pengajaran bahasa Arab sekarang ini perlu mendapatkan penekanan dan perhatian seksama, mulai dari tingkat dasar sampai pada lembaga pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta, umum maupun agama, untuk digalakkan dan diajarkan. Dalam pengajarannya tentunya harus disesuaikan dengan taraf  kemampuan dan perkembangan siswa.
Dalam pelaksanaannya, pemberian pelajaran bahasa Arab sekarang ini tidak hanya diajarkan di pondok-pondok pesantren saja.   Lembaga-lembaga pendidikan formal yang berada di bawah naungan yayasan atau organisasi massa (ormas) Islam, seperti Nadhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menjadikan bahasa Arab sebagai mata pelajaran resmi yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan. Bahkan, saat ini telah bermunculan lembaga-lembaga pendidikan nonformal yang menawarkan kursus bahasa Arab untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.  Kursus-kursus tersebut ditawarkan mulai tingkat pra-sekolah hingga dewasa.  Fenomena tingginya ghirah kaum muslimin mempelajari bahasa Arab tentu saja merupakan hal yang menggembirakan.
Namun demikian, meskipun bahasa Arab sudah dimasukkan dalam mata pelajaran tersendiri di sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, pada kenyataannya untuk dapat menyerap, memahami, serta menguasai materi bahasa Arab yang telah diajarkan bukanlah sesuatu yang mudah.  Masih banyak siswa di sekolah menganggap bahasa Arab sebagai momok yang menakutkan karena terlalu dibebani dengan sederet hafalan-hafalan teks berbahasa Arab.  Bukti lain yang menunjukkan bahwa bahasa Arab tidak mudah untuk dikuasai adalah fakta lebih rendahnya nilai rata-rata pelajaran bahasa Arab dibandingkan dengan pelajaran lainnya, baik secara individu maupun kelas.  Di lain pihak, banyak pula peserta kursus bahasa Arab yang menyerah sebelum menguasai kompetensi tertentu.
Pengaruh dan kegunaan bahasa Arab yang begitu besar di bidang agama, budaya maupun ilmu pengetahuan semestinya menjadikan pembelajaran bahasa Arab perlu mendapat perhatian yang serius, terutama di kalangan pendidikan Islam.  Akan tetapi, kita juga tidak boleh menutup mata terhadap banyaknya kendala dalam pembelajaran bahasa Arab. Permasalahan-permasalahan (problematika) yang berhubungan dengan pembelajaran bahasa Arab harus diurai untuk menemukan permasalahan pokoknya (underlying cause).  Setiap lembaga pendidikan yang mengajarkan bahasa Arab pastilah memiliki permasalahan yang berbeda. Oleh karena itu, solusi yang perlu ditawarkan juga harus berbeda, disesuaikan kebutuhan  masing-masing lembaga. 
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan penulis terungkap bahwa pembelajaran bahasa Arab di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah Sampit masih terdapat kendala-kendala, sehingga pembelajaran bahasa Arab belum memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan.  Oleh sebab itu, untuk mengetahui lebih lanjut tentang kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab di SD Muhammadiyah Sampit, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SAMPIT”

B.   Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini      adalah:
1.    Problematika apa saja yang dihadapi oleh siswa kelas IV dan V SD Muhammadiyah Sampit dalam menguasai materi bahasa Arab yang diajarkan?
2.    Problematika apa saja yang dihadapi oleh guru dalam mengajarkan materi pelajaran bahasa Arab di kelas IV dan V SD Muhammadiyah Sampit?
3.    Bagaimanakah solusi untuk menyelesaikan problematika pembelajaran bahasa Arab bagi siswa kelas IV dan V di SD Muhammadiyah Sampit?

C.   Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1.    Untuk mengetahui problematika yang dihadapi oleh siswa kelas IV dan V SD Muhammadiyah Sampit dalam menguasai materi bahasa Arab yang diajarkan.
2.    Untuk mengetahui problematika yang dihadapi oleh guru dalam mengajarkan materi pelajaran bahasa Arab di kelas IV dan V SD Muhammdiyah Sampit.
3.    Untuk mengetahui solusi dalam menyelesaikan problematika pembelajaran bahasa Arab siswa kelas IV dan V di SD Muhammadiyah Sampit.

D.   Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat mencapai tujuannya. Dengan demikian manfaat yang dapat diperoleh antara lain:
1.    Memberikan informasi tentang problematika yang dihadapi oleh para siswa dan guru mata pelajaran bahasa Arab di SD Muhammadiyah Sampit, beserta upaya-upaya yang telah mereka lakukan untuk mengatasi problema tersebut
2.    Memberikan sumbangan pemikiran tentang cara-cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab di SD Muhammadiyah Sampit
3.    Menambah khazanah pengetahuan tentang dinamika pembelajaran bahasa Arab pada pemula, khususnya yang terjadi di SD Muhammadiyah Sampit
  1. Sebagai bacaan dan literatur Perpustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya.

E. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yang digunakan pada bagian awal skripsi ini meliputi Halaman Judul, Lembar Persetujuan Pembimbing, Nota Dinas, Lembar Pengesahan, Kata Pengantar, Daftar Isi, dan Daftar Tabel.  Bagian utama sistematika skripsi ini ada lima bab. Bab I, yaitu Pendahuluan, meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, serta Sistematika Pembahasan. 
Bab II adalah kajian pustaka yang meliputi penelitian-penelitian terdahulu, definisi bahasa Arab, konsep pembelajaran, problematika dalam pembelajaran bahasa Arab, dan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa.
Bab III adalah Metode Penelitian yang meliputi informasi tentang waktu dan tempat penelitian, pendekatan objek dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, pengabsahan data dan analisis data.  Bab IV adalah Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang problematika pembelajaran bahasa Arab yang dihadapi oleh siswa dan guru di SD Muhammadiyah Sampit, solusi-solusi yang mereka upayakan untuk keluar dari problema tersebut dan informasi sekunder yang mendukung argumentasi penulis dalam memberikan saran-saran pemecahan masalah.  Bab V Penutup meliputi: kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup. Pada bagian akhir dari skripsi ini terdiri atas Daftar Pustaka, Lampiran-lampiran dan Daftar Riwayat Hidup Penulis.

METODE PENELITIAN


BAB III
METODE PENELITIAN

A.   Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini direncanakan dilaksanakan di SD Muhammadiyah Sampit yang berada di Jalan Pelita Timur Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah.  Penelitian ini direncanakan selesai dalam 3 bulan, dimana kegiatan penelitian meliputi pengumpulan dan pengolahan data, penyajian dan interpretasi data yang telah diolah serta pelaporan.

B.   Pendekatan dan Subjek Penelitian
Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan (field research) yang dalam pengumpulan datanya dilakukan secara langsung dari lokasi penelitian.  Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kualitatif.  Pendekatan kualitatif merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penelitian yang berorientasi pada fenomena atau gejala yang bersifat alami (Ary, 1982:159). Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Objek dari penelitian yang penulis lakukan adalah problematika pembelajaran bahasa Arab bagi murid kelas IV dan V di SD Muhammadiyah Sampit.   Adapun subjek penelitiannya adalah:
1. Kepala Sekolah, yakni Triyono, A.Ma.Pd.  Dari kepala sekolah diperoleh informasi (data) secara akurat mengenai gambaran umum SD Muhammadiyah Sampit, yang meliputi sejarah berdirinya, letak geografis, visi dan misi, serta gambaran mengenai pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab di SD Muhammadiyah Sampit
2. Guru Bahasa Arab, yaitu Mattohir, SS.  Guru bahasa Arab merupakan pihak yang berkaitan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab. Dari guru bahasa Arab akan diperoleh data mengenai permasalahan, pelaksanaan pembelajaran serta solusi yang telah ditempuh guna mengatasi permasalahan pembelajaran bahasa Arab bagi pemula yang diterapkan di SD Muhammadiyah Sampit
3. Siswa. Siswa merupakan pihak yang mendukung observasi dalam pembelajaran bahasa Arab.  Siswa yang akan diteliti adalah seluruh siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran bahasa Arab, yaitu siswa kelas IV dan V SD Muhammadiyah Sampit yang semua berjumlah 51 orang siswa.  Jadi, data diambil dengan cara sensus. Adapun lebih jelasnya secara umum data siswa kelas IV dan V adalah sebagai berikut :
TABEL 1
DATA SISWA KELAS IV DAN KELAS V
SD MUHAMMADIYAH SAMPIT

No
Kelas
Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
1.
2.
IV
V
11
15
14
11
25
26
Jumlah
26
25
51
 Sumber: Majelis Disdakmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Sekolah Dasar Muhammadiyah Sampit laporan bulan September 2009

C.   Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan, maka penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Kuesioner
Kuesioner/angket digunakan untuk mengumpulkan data dari pertanyaan yang bersifat tertutup. Pada penelitian ini, peneliti kuesioner/data menggunakan instrumen pengumpulan data (IPD) untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi problematika dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas IV dan V SD Muhammadiyah Sampit.  Daftar pertanyaan kuesioner disajikan pada Lampiran 1
2.   Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni, 2006:105). Metode ini penulis gunakan sebagai metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab, baik dengan kepala sekolah, dan guru bahasa Arab. Pandaun wawancara tersebut disajikan pada Lampiran 2.
3.   Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006: 188), dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, traskrip, prasasti, buku, surat kabar, majalah, dan sebagainya. Metode dokumentasi ini penulis gunakan untuk memperoleh data dari dokumen-dokumen atau arsip-arsip yang ada di lokasi penelitian, seperti halnya sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan guru dan karyawan, keadaan siswa serta sarana dan prasarana yang ada di lokasi tersebut. Hal-hal yang akan didokumentasikan pada penelitian ini disajikan pada lampiran 3.
4.   Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2006: 104). Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berhubungan dengan proses belajar mengajar bahasa Arab, minat siswa dalam menanggapi pelajaran bahasa Arab, permasalahan siswa dalam mempelajari bahasa Arab, upaya guru dalam pengajaran bahasa Arab, dan untuk mengetahui keadaan dan letak goegrafis SD Muhammadiyah Sampit. Rincian objek yang akan diobservasi disajikan pada lampiran 4.

D.   Pengabsahan Data
Untuk memperoleh data yang absah, penulis mengunakan 5 cara sebagaimana disarankan oleh Qodir (1999; 76-78), yaitu:
1.    Valid, yaitu menunjukkan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada kancah Perpanjangan pengamatan, peneliti diharapkan melakukan pengecekkan ulang terhadap dari data yang diperoleh dari sumber data
2.    Kasus negatif, data yang diperoleh dari suatu sumber bertentangan dengan  data yang disampaikan (objek) dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti
3.    oleh sumber lain.  Hal ini justru digunakan oleh peneliti untuk pengecekan keabsahan data itu sendiri
4.    Teman sejawat, data yang diperoleh sebaiknya dipresentasikan dihadapan peneliti lainnya
5.    Member cheb, yaitu hasil penelitian yang diperoleh lalu disampaikan kembali kepada sumber dimana data itu diperoleh.

E.  Metode Analisis Data
Metode analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif yang bersifat deskriptif, yaitu menggambarkan makna data atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti dengan mengajukan bukti-buktinya baik melalui observasi, interview/wawancara ataupun dokumentasi (Ary,1982: 161).
Agar data yang terkumpul sesuai dengan kerangka kerja atau fokus permasalahan penulis, maka dalam menganalisa data penulis menggunakan teknik triangulasi data. Teknik ini digunakan untuk menganalisis data hasil wawancara dengan subjek utama (guru bahasa Arab dan siswa kelas IV dan V SD Muhammadiyah Sampit, dan subjek penunjang, yaitu kepala sekolah SD Muhammadiyah Sampit. Dalam mencari data penulis akan mengakumulasikan pendapat dari beberapa subjek. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan data yang diperoleh dari hasil observasi atau dengan melihat dokumen-dokumen yang ada. Jika terdapat kesamaan terhadap data yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan secara langsung. Namun jika terdapat perbedaan antara subjek yang satu dengan yang lain dalam suatu masalah tertentu maka data tersebut akan dianalisis secara objektif sehingga diperoleh data yang valid.  
Triangulasi data yang penulis pergunakan tersebut yakni meliputi:
  1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan, memfokuskan, mengabstraksi dan mengubah data kasar ke dalam catatan lapangan (Ary, 1982: 167).  Dalam penelitian yang penulis lakukan, data yang direduksi adalah data yang terkait dengan problematika pembelajaran bahasa Arab bagi pemula dan upaya-upaya yang telah ditempuh oleh guru dan kepala sekolah serta siswa yang bersangkutan dalam mengatasi problematika tersebut
  1. Display Data
Display adata adalah suatu cara merangkai data dalam suatu organisasi yang memudahkan untuk pembuatan kesimpulan dan/tindakan yang diusulkan Ary, 1982: 167). Dengan demikian, display data yang dimaksudkan adalah sekumpulan informasi dalam bentuk teks naratif yang telah disusun, diatur, dan diringkas dalam bentuk kategori-kategori sehingga makna yang terkandung di dalamnya mudah dipahami.  Dalam penelitian, data yang disajikan adalah data yang terkait dengan strategi pembelajaran bahasa Arab bagi pemula yang diantaranya yaitu:
(1)      Proses pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab
(2)      Problematika yang melingkupi pada pembelajaran tersebut
(3)      Solusi yang mungkin dapat ditawarkan untuk menyelesaikan problematika yang terjadi.
  1.  Kongklusi
Adalah menarik kesimpulan. Dari reduksi data dan penyajian data yang dilakukan oleh peneliti maka dapat ditarik kesimpulan bahwa data yang nantinya penulis peroleh dan penulis deskripsikan dalam skripsi ini adalah mengenai gambaran proses pembelajaran bahasa Arab di SD Muhammadiyah Sampit yang di dalamnya terdapat penerapan-penerapan strategi dalam pengajaran bahasa Arab, baik tentang strategi yang dominan, juga alasan atau dasar pertimbangan pemilihan strategi pembelajaran bahasa Arab oleh guru bahasa Arab di SD Muhammadiyah Sampit.
Setelah reduksi data, display data dan konklusi dilakukan, maka dibutuhkan deskripsi analisis data. Untuk melakukan deskripsi analisis data, maka peneliti menggunakan metode berpikir:
(1) Deduktif, yaitu metode berpikir yang berangkat dari kebenaran yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus
(2) Induktif, yaitu metode berpikir yang dimulai dari pengetahuan yang bersifat khusus. Dengan kata lain kesimpulan diambil dari fakta-fakta yang bersifat khusus kemudian digeneralisasikan (Hadi, 2001:42).

Selasa, 10 Mei 2011

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU

ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU-PKP 1
(APKG-PKP 1)
LEMBAG PENILAIAN
KEMAMPUAN MERENCANAKAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

NAMA MAHASISWA :
N I M :
TEMPAT MENGAJAR :
KELAS/KB/TPA :
TEMA :
SIKLUS :
WAKTU :
TANGGAL :

PETUNJUK
Bacalah dengan cermat SKH/RK Perbaikan dan Skenario Perbaikan Pembelajaran yang akan digunakan oleh guru /mahasiswa untuk mengajar. Kemudian, nilailah semua aspek yang terdapat dalam rencana tersebut dengan menggunakan butir penilaian di bawah ini :
A. SKH/RK Perbaikan
1. Merumuskan/menentukan indikator perbaikan pembelajaran dan menentukan kegiatan perbaikan
1.1 Merumuskan indikator perbaikan kegiatan pengembangan
1.2 Menentukan kegiatan perbaikan yang sesuai dengan masalah yang diperbaiki
1

2


3

4

5

Rata-rata butir 1 = A

2. Menentukan alat dan bahan yang sesuai dengan kegiatan perbaikan
2.1 Menentukan alat yang akan digunakan dalam perbaikan kegiatan pengembangan
2.2 Menentukan bahan yang akan digunakan dalam perbaikan kegiatan pengembangan dengan materi perbaikan



Rata-rata butir 2 = B
B. Skenario Perbaikan
3. Menentukan tujuan perbaikan, hal-hal yang harus diperbaiki, dan langkah-langkah perbaikan
3.1 Menentukan Tujuan Perbaikan
3.2 Menentukan hal-hal yang harus diperbaiki
3.3 Menuliskan langkah-langkah perbaikan

Rata-rata butir 3 = C

4. Merencanakan pengelolaan kelas perbaikan kegiatan pengembangan
4.1 Menentukan penataan ruang kelas
4.2 Menentukan cara-cara pengorganisasian anak agar anak dapat berpartisipasi dalam perbaikan kegiatan pengembangan

Rata-rata butir 4 = D
5. Merencanakan alat dan cara penilaian perbaikan kegiatan
5.1 Menentukan alat penilaian perbaikan kegiatan pengembangan
5.2 Menantukan cara penilaian perbaikan kegiatan pengembangan

Rata-rata butir 5 = E
6. Tampilan dokumen rencana perbaikan pembelajaran
6.1 Keindahan, kebersihan dan kerapian
6.2 Penggunaan bahasa tulis


Rata-rata butir 6 = F




Nilai APKF 1 = R
R= A+B+C+D+E+F

6
Sampit, 5 Mei 2011


PENILAI I PENILAI II
TEMAN SEJAWAT KEPALA SEKOLAH TK NEGERI PEMBINA



MULYATI JUMIATUNNUR, S.Pd. SD
NIM. NIP. 19591114 198401 2 001



ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN GURU-PKP 2
(APKG-PKP 2)
LEMBAG PENILAIAN
KEMAMPUAN MERENCANAKAN PERBAIKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN

1. NAMA GURU/MAHASISWA :
2. N I M :
3. SEKOLAH :
4. KELAS/KB/TPA :
5. TEMA :
6. SIKLUS KE :
7. WAKTU :
8. TANGGAL :

PETUNJUK
1. Amatilah dengan cermat kegiatan pengembangan yang sedang berlangsung.
2. Pusatkanlah perhatian Mahasiswa pada kemampuan guru dalam mengelola kegiatan pengembangan serta dampaknya pada diri anak.
3. Nilailah kemampuan guru tersebut dengan menggunakan butir-butir penilaian berikut.
4. Khusus butir 5, yaitu mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam kegiatan npengembangan, pilihlah salah satu butir penilaian yang sesuai dengan kegiatan yang sedang diajarkan.
5. Nilailah semua aspek kemampuan guru.

1. Menata ruang dan sumber belajar serta melaksanakan tugas rutin
1.1 Menata ruang dan sumber belajar sesuai perbaikan kegiatan
1.2 Melaksanakan tugas rutin kelas sesuai perbaikan kegiatan
1

2


3

4

5

Rata-rata butir 1 = A

2. Melaksanakan perbaikan kegiatan
2.1 Melaksanakan pembukaan kegiatan sesuai perbaikan kegiatan pengembangan
2.2 Melaksanakan kegiatan pengambangan yang sesuai dengan tujuan perbaikan, anak, situasi, dan lingkungan
2.3 Menggunakan alat bantu (media) pembelajaran yang sesuai dengan tujuan, anak, situasi, dan lingkungan
2.4 Melaksanakan perbaikan kegiatan pengembangan dalam urutan yang logis
2.5 Melaksanakan perbaikan kegiatan pengambangan secara individual, kelompok atau klasikal
2.6 Mengelola waktu kegiatan perbaikan secara efisien
2.7 Melaksanakan penutupan kegiatan sesuai dengan perbaikan kegiatanh pengembangan




Rata-rata butir 2 = B


3. Mengelola interaksi kelas
3.1 Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan dengan perbaikan kegiatan pengembangan
3.2 Menangani pertanyaan dan respon anak
3.3 Menggunakan ekspresi lisan, tulisan, isyarat, dan gerakan badan
3.4 Memicu dan memelihara keterlibatan anak
3.5 Memantapkan kompetensi anak saat perbaikan kegiatan pengembangan



Rata-rata butir 3 = C

4. Bersikap terbuka dan luwes serta membantu mengambangkan sikap positif anak terhadap kegiatan bermain sambil belajar
4.1 Menunjukkan sikap ramah, luwes, terbuka, penuh pengertian, dan sabar kepada anak
4.2 Menunjukkan kegairahan dalam membimbing
4.3 Mengambangkan hubungan antar pribadi yang shat dan serasi
4.4 Membantu anak menyadari kelebihan dan kekurangannya
4.5 Membantu anak menumbuhkan kepercayaan diri



Rata-rata butir 4 = D
5. Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam perbaikan kegiatan pengembangan
5.1 Menggunakan pendekatan tematik
5.2 Berorientasi pada kebutuhan anak
5.3 Menggunakan prinsip bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain
5.4 Menciptakan suasana kegiatan yang kreatif dan inovatif
5.5 Mengembangkan kecakapan hidup




Rata-rata butir 5 = E

6. Melaksanakan penilaian selama proses perbaikan kegiatan pengembangan
6.1 Melaksanakan penilaian selama proses kegiatan pengambangan sesuai dengan perbaikan kegiatan
6.2 Melaksanakan penilaian pada akhir kegiatan sesuai perbaikan kegiatan pengembangan


Rata-rata butir 6 = F

7 Kesan umum pelaksanaan perbaikan kegiatan pengambangan
7.1 Keefektifan proses perbaikan kegiatan pengembangan
7.2 Penggunaan bahasa Indonesia lisan



7.3 Peka terhadap ketidaksesuaian berbahasa anak
7.4 Penampilan guru dalam perbaikan kegiatan pengambangan
Rata-rata butir 7 = G




Nilai APKG PKP 2 =
R=
A+B+C+D+E+F+G

7 Sampit, 5 Mei 2011


PENILAI I PENILAI II
TEMAN SEJAWAT KEPALA SEKOLAH TK NEGERI PEMBINA



MULYATI JUMIATUNNUR, S.Pd. SD
NIM. NIP. 19591114 198401 2 001

SISTEM BILANGAN

A. SISTEM BILANGAN
Sistem Bilangan atau Number System adalah Suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item fisik. Sistem Bilangan menggunakan suatu bilangan dasar atau basis (base / radix) yang tertentu. Dalam hubungannya dengan komputer, ada 4 Jenis Sistem Bilangan yang dikenal yaitu : Desimal (Basis 10), Biner (Basis 2), Oktal (Basis 8) dan Hexadesimal (Basis 16). Berikut penjelesan mengenai 4 Sistem Bilangan ini :
1. Desimal (Basis 10)
Desimal (Basis 10) adalah Sistem Bilangan yang paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem bilangan desimal menggunakan basis 10 dan menggunakan 10 macam simbol bilangan yaitu : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9. Sistem bilangan desimal dapat berupa integer desimal (decimal integer) dan dapat juga berupa pecahan desimal (decimal fraction).
Untuk melihat nilai bilangan desimal dapat digunakan perhitungan seperti berikut, misalkan contoh bilangan desimal adalah 8598. Ini dapat diartikan :




Dalam gambar diatas disebutkan Absolut Value dan Position Value. Setiap simbol dalam sistem bilangan desimal memiliki Absolut Value dan Position Value. Absolut value adalah Nilai Mutlak dari masing-masing digit bilangan. Sedangkan Position Value adalah Nilai Penimbang atau bobot dari masing-masing digit bilangan tergantung dari letak posisinya yaitu bernilai basis di pangkatkan dengan urutan posisinya. Untuk lebih jelasnya perhatikan tabel dibawah ini.
Dengan begitu maka bilangan desimal 8598 bisa diartikan sebagai berikut :




Sistem bilangan desimal juga bisa berupa pecahan desimal (decimal fraction), misalnya : 183,75 yang dapat diartikan :




2. Biner (Basis 2)
Biner (Basis 2) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 2 simbol yaitu 0 dan 1. Bilangan Biner ini di populerkan oleh John Von Neumann. Contoh Bilangan Biner 1001, Ini dapat di artikan (Di konversi ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :




Position Value dalam sistem Bilangan Biner merupakan perpangkatan dari nilai 2 (basis), seperti pada tabel berikut ini :




Berarti, Bilangan Biner 1001 perhitungannya adalah sebagai berikut :


3. Oktal (Basis 8)
Oktal (Basis 8) adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 8 Simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Contoh Oktal 1024, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :





Position Value dalam Sistem Bilangan Oktal merupakan perpangkatan dari nilai 8 (basis), seperti pada tabel berikut ini :

Berarti, Bilangan Oktal 1022 perhitungannya adalah sebagai berikut :


4. Hexadesimal (Basis 16)
Hexadesimal (Basis 16), Hexa berarti 6 dan Desimal berarti 10 adalah Sistem Bilangan yang terdiri dari 16 simbol yaitu 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A(10), B(11), C(12), D(13), E(14), F(15). Pada Sistem Bilangan Hexadesimal memadukan 2 unsur yaitu angka dan huruf. Huruf A mewakili angka 10, B mewakili angka 11 dan seterusnya sampai Huruf F mewakili angka 15.
Contoh Hexadesimal F3D4, Ini dapat di artikan (Di konversikan ke sistem bilangan desimal) menjadi sebagai berikut :





Position Value dalam Sistem Bilangan Hexadesimal merupakan perpangkatan dari nilai 16 (basis), seperti pada tabel berikut ini :




Berarti, Bilangan Hexadesimal F3DA perhitungannya adalah sebagai berikut :
B. OPEN SOURCE
Sumber terbuka (Inggris: open source) adalah sistem pengembangan yang tidak dikoordinasi oleh suatu individu / lembaga pusat, tetapi oleh para pelaku yang bekerja sama dengan memanfaatkan kode sumber (source-code) yang tersebar dan tersedia bebas (biasanya menggunakan fasilitas komunikasi internet). Pola pengembangan ini mengambil model ala bazaar, sehingga pola Open Source ini memiliki ciri bagi komunitasnya yaitu adanya dorongan yang bersumber dari budaya memberi, yang artinya ketika suatu komunitas menggunakan sebuah program Open Source dan telah menerima sebuah manfaat kemudian akan termotivasi untuk menimbulkan sebuah pertanyaan apa yang bisa pengguna berikan balik kepada orang banyak.
Pola Open Source lahir karena kebebasan berkarya, tanpa intervensi berpikir dan mengungkapkan apa yang diinginkan dengan menggunakan pengetahuan dan produk yang cocok. Kebebasan menjadi pertimbangan utama ketika dilepas ke publik. Komunitas yang lain mendapat kebebasan untuk belajar, mengutak-ngatik, merevisi ulang, membenarkan ataupun bahkan menyalahkan, tetapi kebebasan ini juga datang bersama dengan tanggung jawab, bukan bebas tanpa tanggung jawab.
Open source adalah istilah untuk software yang kode programnya disediakan oleh pengembangnya untuk umum agar dapat dipelajari cara kerjanya, diubah atau dikembangkan lebih lanjut, dan disebarluaskan. Jika pembuat program melarang orang lain untuk mengubah dan atau menyebarluaskan program buatannya, maka program itu bukan open source, meskipun tersedia kode programnya.
Open source merupakan salah satu syarat free software. Free software pasti open source software, namun open source software belum tentu free software. Contoh free software adalah Linux. Contoh open source software adalah FreeBSD. Linux yang berlisensi free software tidak dapat diubah menjadi berlisensi tidak free software, sedangkan FreeBSD yang berlisensi open source software dapat diubah menjadi tidak open source. FreeBSD (open source) merupakan salah satu dasar untuk membuat Mac OSX (tidak open source). www.opensource.org/licenses memuat jenis-jenis lisensi open source.
Mulai tahun 1994-1995, server-server di ITB mulai menggunakan FreeBSD sebagai sistem operasinya. FreeBSD merupakan sistem operasi open source dan tangguh untuk keamanan jaringan maupun server. Tetapi kemudian para administrator jaringan di Computer Network Research Group (CNRG) ITB lebih menyukai laptop Mac dengan sistem operasi Mac OS X yang berbasis BSD daripada sistem operasi lain
Istilah open source (kode program terbuka) sendiri baru dipopulerkan tahun 1998. Namun, sejarah peranti lunak open source sendiri bisa ditarik jauh ke belakang semenjak kultur hacker berkembang di laboratorium-laboratorium komputer di universitas-universitas Amerika seperti Stanford, Berkeley, Carnegie Mellon, and MIT pada tahun 1960-an dan 1970-an.
Awalnya tumbuh dari suatu komunitas pemrogram yang berjumlah kecil namun sangat erat dimana mereka biasa bertukar kode program, dan tiap orang bisa memodifikasi program yang dibuat orang lain sesuai dengan kepentingannya. Hasil modifikasinya juga mereka sebarkan ke komunitas tersebut.
Perkembangan di atas antara lain dipelopori oleh Richard Stallman dan kawan-kawannya yang mengembangkan banyak aplikasi di komputer DEC PDP-10. Awal tahun 1980-an komunitas hacker di MIT dan universitas-universitas lain tersebut bubar karena DEC menghentikan PDP-10. Akibatnya banyak aplikasi yang dikembangkan di PDP-10 menjadi banyak yang kadaluarsa. Pengganti PDP-10, seperti VAX dan 68020, memiliki sistem operasi sendiri, dan tidak ada satupun piranti lunak bebas. Pengguna harus menanda-tangani nondisclosure agreement untuk bisa mendapatkan aplikasi yang bisa dijalankan di sistem-sistem operasi ini.

C. BIT
Bit adalah ukuran terkecil data dalam sebuah komputer. Bit biasanya hanyalah merupakan pilihan antara 0 dan 1. Dimana 0 biasanya berarti ‘Off’ dan 1 berarti ‘On’. Pada akhirnya komputer akan mengkombinasikan kedua pilihan tersebut menjadi format digital yang lebih kompleks untuk merepresentasikan data.
istilah Bit mulai diperkenalkan oleh seorang statistik terkenal John Tukey pada tahun 1946.
Bit merujuk pada sebuah digit dalam sistem angka biner (basis 2). Sebagai contoh, angka 1001011 memiliki panjang 7 bit. Digit biner hampir selalu digunakan sebagai satuan terkecil dalam penyimpanan dan komunikasi informasi di dalam teori komputasi dan informasi digital. Teori informasi juga sering menggunakan digit natural, disebut nit atau nat. Sementara, komputasi kuantum menggunakan satuan qubit, sebuah potongan informasi dengan kemungkinan informasi tersebut bernilai benar.
Bit juga digunakan sebagai satuan ukuran, yaitu kapasitas informasi dari sebuah digit biner. Lambang yang digunakan adalah bit, dan kadang-kadang (secara tidak resmi) b (contohnya, modem dengan kecepatan 56 kbps atau 56 kilo bit per second/detik). Satuan ini dikenal juga sebagai shannon, dengan lambang Sh.
Banyaknya bit dalam rentang warna menunjukkan berapa banyak warna yang bisa ditampilkan oleh suatu alat. Misalnya kartu VGA yang mendukung tampilan 24bit rentang (kombinasi) warna, bisa menampilkan 2 pangkat 24 warna (= 16 juta warna), dan 48bit rentang (kombinasi) warna = 281 Trilyun warna yang bisa ditampilkan oleh alat tersebut.Dapat juga dihitung dengan rumus: n bit = 2n.

D. BYTE
Bita (Bahasa Inggris: byte) adalah istilah yang biasa dipergunakan sebagai satuan dari penyimpanan data dalam komputer. Satu bita terdiri dari delapan bit.
Huruf B digunakan dalam singkatan kepada byte. (bit menggunakan singkatan b.) seperti kB = kilobita. Cakram keras (hard disk) berkapasitas 40GB secara mudahnya bermaksud cakram keras tersebut mampu menyimpan hingga 40 ribu juta (miliar) bita atau gigabita data.
Konversi Bit
1 byte = 8 bit
1 kilobyte = 1.024 byte
1 megabyte = 1.024 kilobyte
1 gigabyte = 1.024 megabyte
1 terabyte = 1.024 gigabyte
1 exabyte = 1.024 terabyte

E. VIRUS KOMPUTER
1. Pengertian
Virus komputer merupakan program komputer yang dapat menggandakan atau menyalin dirinya sendiri dan menyebar dengan cara menyisipkan salinan dirinya ke dalam program atau dokumen lain. Virus komputer dapat dianalogikan dengan virus biologis yang menyebar dengan cara menyisipkan dirinya sendiri ke sel makhluk hidup. Virus komputer dapat merusak (misalnya dengan merusak data pada dokumen), membuat pengguna komputer merasa terganggu, maupun tidak menimbulkan efek sama sekali.
Virus yang pertama kali muncul di dunia ini bernama [Elk Cloner] lahir kira-kira tahun 1981 di TEXAS A&M. Menyebar melalui disket Apple II yang ada operating systemnya. Sang perusak ini mendisplay pesan di layar : “It will get on all your disks-It will infiltrate your chips–yes it is Cloner!-It will stick to you like glue-It will modify RAM too-send in the Cloner!”
Nama “Virus” itu sendiiri baru dibeberkan setelah 2 tahun kelahirannya oleh Len Adleman pada 3 November 1983 dalam sebuah seminar yang membahas cara membuat virus and memproteksi diri dari virus. Tapi orang-orangorang sering menganggap bahwa virus yang pertama kali muncul adalah virus [Brain] yang justru lahir tahun 1986. Wajar saja, soalnya virus ini yang paling menggemparkan dan paling meluas penyebarannya karena menjalar melalui disket DOS yang waktu itu lagi ngetrend. Lahirnya juga
bersamaan dengan [PC-Write Trojan] dan [Vindent]
Mulai saat itu, `virus mulai menguasai dunia. Perkembangannya mengerikan dan menakutkan ! berselang satu tahun muncul virus pertama yang menginfeksi file. Biasanya yang diserang adalah file yang berekstensi *.exe Virus ini bernama [suriv] termasuk dalam golongan virus “jerussalem”. Kecepatan penyebarannya cukup ‘menggetarkan hati’ untuk saat itu. Tapi virus ini tidak terlalu jahat soalnya virus ini menghantam dan menghajar mainframe-nya IBM tidak lama-lama, hanya setahun.
Tahun 1988, muncul serangan BESAR terhadap Machintosh oleh virus [MacMag] dan [scores] dan jaringan Internet dihajar habis-habisan oleh virus buatan Robert Morris. Tahun 1989 ada orang iseng yang ngirim file “AIDS information program” dan celakanya, begitu file ini dibuka, yang didapat bukannya info tentang AIDS, tapi virus yang mengenskrypsi harddisk dan meminta bayaran untuk kode pembukanya.
Sejak saat itu, penyebaran virus sudah tidak terhitung lagi. Akan tetapi dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Baru tahun 1995 muncul serangan besar-besaran. Tidak tanggung-tanggung, mereka menyerang perusahaan-perusahaan besar diantaranya Griffith Air Force Base, Korean Atomic Research Institute, NASA, IBM dan masih banyak PERUSAHAAN RAKSASA lain yang dianiaya oleh “INETRNET LIBERATION FRONT” di hari ~Thanksgiving~. Karena keberanian dan kedahsyatan serangan itu, tahun 1995 dijuluki sebagai tahunnya para Hacker dan Cracker.
Berikut adalah daftar virus terbaru dan terganas tahun 2010 :
1. P2P-Worm.Win32.Polip.a
2. Packed.Win32.Krap.an
3. Trojan-Dropper.Win32.Boaxxe.bm
4. HEUR:Trojan.Win32.Generic
5. Trojan-Downloader.Win32.Agent.dbfs
6. Net-Worm.Win32.Kido.ih
7. Packed.Win32.Krap.ag
8. not-a-virus:AdWare.Win32.Zwangi.ch
9. not-a-virus:AdWare.Win32.EZula.heur
10. not-a-virus:AdWare.Win32.Agent.lmz



2. Cara Kerja
Virus komputer umumnya dapat merusak perangkat lunak komputer dan tidak dapat secara langsung merusak perangkat keras komputer tetapi dapat mengakibatkan kerusakan dengan cara memuat program yang memaksa over process ke perangkat tertentu. Efek negatif virus komputer adalah memperbanyak dirinya sendiri, yang membuat sumber daya pada komputer (seperti penggunaan memori) menjadi berkurang secara signifikan. Hampir 95% virus komputer berbasis sistem operasi Windows. Sisanya menyerang Linux/GNU, Mac, FreeBSD, OS/2 IBM, dan Sun Operating System. Virus yang ganas akan merusak perangkat keras.
Berikut Jenis-jenis virus dan cara kerja masing-masing virus :
1. Virus File
Virus ini mempunyai cara kerja yaitu menginfeksi aplikasi atau dokumen yang ada dalam komputer anda. Saat aplikasi yang terinfeksi tersebut dijalankan, maka virus ini akan menyebar dengan cara menginfeksi semua file atau dokumen yang diakses oleh aplikasi tersebut.
2. Virus Boot Sector
Virus ini mempunyai cara kerja yaitu menginfeksi boot sector harddisk (boot sector merupakan sebuah daerah dalam hardisk yang pertama kali diakses saat komputer dihidupkan). Jika virus boot sector ini aktif, pengguna tidak akan bisa membooting komputernya secara normal.


3. Virus E-mail
Virus ini mempunyai cara kerja yaitu menyebar melalui e-mail (biasanya dalam bentuk file lampiran/attachment). Virus memiliki ciri khusus berupa ekstensi .scr, .exe, .pif, atau .bat. Apabila Virus ini aktif, maka dia akan mengirimkan dirinya sendiri ke berbagai alamat e-mail yang terdapat dalam buku alamat pengguna.
4. Virus Multipartite
Virus ini mempunyai cara kerja yaitu menginfeksi file-file komputer sekaligus boot sector pada harddisk. Virus jenis ini akan menimbulkan banyak masalah karena menyebabkan kerusakan yang fatal.
5. Virus Polimorfis
Virus ini mempunyai cara kerja yang unik yaitu virus ini dapat mengubah kode dirinya (berganti wujud) saat menyebarkan diri ke komputer lain Virus jenis lebih sulit dideteksi karena mempunyai sifat seperti itu.
6. Virus Siluman (stealth virus)
Virus ini mempunyai cara kerja yaitu dia mampu Menyembunyikan dirinya dengan cara membuat sebuah file yang terinfeksi seolah-olah file tersebut tidak terinfeksi.
7. Virus Makro
Virus ini mempunyai cara kerja yaitu menginfeksi Aplikasi Microsoft Office, seperti Word dan Excel. Biasanya Dokumen yang terinfeksi oleh Virus Makro akan memodifikasi perintah yang ada di Microsoft Office seperti perintah “Save” untuk menyebarkan dirinya saat perintah tersebut dijalankan.
3. Anti Virus
Antivirus adalah sebuah jenis perangkat lunak yang digunakan untuk mengamankan, mendeteksi, dan menghapus virus komputer dari sistem komputer. Antivirus disebut juga Virus Protection Software. Aplikasi ini dapat menentukan apakah sebuah sistem komputer telah terinfeksi dengan sebuah virus atau tidak. Umumnya, perangkat lunak ini berjalan di latar belakang (background) dan melakukan pemindaian terhadap semua berkas yang diakses (dibuka, dimodifikasi, atau ketika disimpan).
Antivirus - antivirus terbaru sekarang tidak hanya mendeteksi virus. Program antivirus sekarang juga telah dilengkapi dengan kemampuan untuk mendeteksi spyware, rootkits, dan malware - malware lainnya. Tidak hanya itu, antivirus sekarang dilengkapi firewall untuk melindungi komputer dari serangan hacker dan anti spam untuk mencegah masuknya email sampah dan/atau virus ke inbox pengguna.
Pada umumnya, cara kerja antivirus adalah:
 Pendeteksian dengan menggunakan basis data virus signature (virus signature database): Cara kerja antivirus ini merupakan pendekatan yang banyak digunakan oleh antivirus tradisional, yang mencari tanda-tanda dari keberadaan dari virus dengan menggunakan sebagian kecil dari kode virus yang telah dianalisis oleh vendor antivirus, dan telah dikatalogisasi sesuai dengan jenisnya, ukurannya, daya hancurnya dan beberapa kategori lainnya. Cara ini terbilang cepat dan dapat diandalkan untuk mendeteksi virus-virus yang telah dianalisis oleh vendor antivirus, tapi tidak dapat mendeteksi virus yang baru hingga basis data virus signature yang baru diinstalasikan ke dalam sistem. Basis data virus signature ini dapat diperoleh dari vendor antivirus dan umumnya dapat diperoleh secara gratis melalui download atau melalui berlangganan (subscription), dan/atau;
 Pendeteksian dengan melihat cara bagaimana virus bekerja: Cara kerja antivirus seperti ini merupakan pendekatan yang baru yang dipinjam dari teknologi yang diterapkan dalam Intrusion Detection System (IDS). Cara ini sering disebut juga sebagai Behavior-blocking detection. Cara ini menggunakan policy (kebijakan) yang harus diterapkan untuk mendeteksi keberadaan sebuah virus. Jika ada kelakuan perangkat lunak yang "tidak wajar" menurut policy yang diterapkan, seperti halnya perangkat lunak yang mencoba untuk mengakses address book untuk mengirimkan e-mail secara massal terhadap daftar e-mail yang berada di dalam address book tersebut (cara ini sering digunakan oleh virus untuk menularkan virus melalui e-mail), maka antivirus akan menghentikan proses yang dilakukan oleh perangkat lunak tersebut. Antivirus juga dapat mengisolasi kode-kode yang dicurigai sebagai virus hingga administrator menentukan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Keuntungan dari cara ini adalah antivirus dapat mendeteksi adanya virus-virus baru yang belum dikenali oleh basis data virus signature. Kekurangannya, jelas karena antivirus memantau cara kerja perangkat lunak secara keseluruhan (bukan memantau berkas), maka seringnya antivirus membuat alarm palsu atau "False Alarm" (jika konfigurasi antivirus terlalu "keras"), atau bahkan mengizinkan virus untuk berkembangbiak di dalam sistem (jika konfigurasi antivirus terlalu "lunak"), terjadi false positive. Beberapa produsen menyebut teknik ini sebagai heuristic scanning. Teknologi Heuristic Scanning ini telah berkembang begitu jauh hingga sekarang. Beberapa antivirus mengecek sebuah file dengan definisi biasa. Jika lolos dari deteksi biasa, maka file tersebut dijalankan di sebuah lingkungan virtual. Semua perubahan yang dilakukan file bersifat seperti virus, maka pengguna akan diperingatkan.
Berikut adalah daftar antivirus terbaru tahun 2010 :
1. Norton AntiVirus 2010
2. MacAfee AntiVirus 2010
3. BitDefender Antivirus 2010
4. Kaspersky Anti-Virus 2010
5. Webroot AntiVirus with SpySweeper
6. ESET Nod32 Antivirus
7. AVG Anti-Virus 2010
8. F-Secure Anti-Virus
9. G DATA AntiVirus
10. Avira AntiVir