Kamis, 31 Mei 2012

INFORMASI BEA SISWA S2 dan S3 KE AUSTRALIA


InformasiBeasiswaS2 – Kabar baik bagi teman-teman yang ingin melanjutkan studi ke Australia, kini beasiswa Australia, Australian Development Scholarships (ADS) untuk tahun keberangkatan 2013 telah dibuka mulai tanggal 12 Maret 2012. Syarat Pendaftaran Beasiswa ADS ini terbuka bagi siapapun baik dari sektor pemerintahan dan swasta. Berikut adalah persyaratan untuk mendaftar beasiswa ADS:

Kamis, 24 Mei 2012

PEMBALUT GENERASI TERBARU....


SEGERA HUBUNGI 085280207660/085753461467 (ATAU DATANG LANGSUNG KE JL. BATU PIRUS NO. 87 SAMPIT - DEPAN RUMAH SAKIT DR. MURJANI)

KEHEBATAN INTEL PELANGSIR


SAMPIT, 24 Mei 2012. sudah hampir satu bulan ini harga BBM di kota sampit mengalami kenaikan yang sangat fatal. yakni 7.500 hingga 12.000 harga per liter ditempat eceran. bahkan ada yang sampai menenembus harga 15.000 per liter. wow... fantastis. konon situasi ini terjadi akibat antrian yang terlalu panjang, sehingga menimbulkan spekulasi harga mengalami kenaikan drastis, sebab masyarakat lebih memilih membeli bensin (premiun) eceran kletimbang mennunggu berjam-jam di SPBU. kondisi ini mendorong para penjual bensin eceran menaikkan harganya tanpa batas hingga menyentuh level harga diatas. apa sebetulnya yang dapat dikaji dalam persoalan ini. banyak kalangan menilai bahwa antrian pelangsir sengaja diciptakan guna mendorong kenaikan harga setinggi-tingginya. sebagian berpendapat hal ini diakibatkan stok BBM yang dikurangi oleh BPH migas untuk kawasan kalimantan. yang lain berpendapat adanya konspirasi antara perusahaan-perusahaan dengan pihak penyalur BBM sehingga menimbulkan stok BMM yang beredar di masyarakat menjadi kosong. apapun pendapat tersebut, kenyataan yang terjadi selama ini di lapangan seperti ini. mulai jam lima pagi, hampir di semua SPBU terjadi antrian panjang. bahkan ada yang mencapai 1 kilo. dan itu terjadi di semua SPBU di kota sampit, dengan motivasi antrian yang bermacam-macam. tapi yang jelas, semua sepakat bahwa pengantri panjang tersebut tidak lain adalah pelangsir. istilah pelangsir dalam kosakata orang sampit, sangat berbeda dengan pelangsir pada umumnya. sebab akhir-akhir ini profesi sebagai pelangsir kian trend dimasyarakat. bayangkan mereka dapat mencapai keuntungan hingga 300 ribu perhari dari pelangsir. tak jarang banyak orang meninggalkan profesinya semula, untuk mencoba peruntungan menjadi pelangsir. anehnya jika di daerah jawa, pelangsir biasanya menggunakan motor butut yang tak layak pakai, di sampit pelangsir menggunakan motor-motor besar (GL, tunder, ninja, dll) sebab kapasitas tangkinya lebih besar dari motor biasa. bahkan banyak para pelangsir yang menggunakan mobil berkelas seperti senia, rush, bahkan innova. ada juga yang pakai truk agar pendapatan yang mereka dapatnkan lebih tinggi. tapi yang paling banyak adalah motor-motor yang memiliki kapasitas tangki besar, sebab dengan menggunakan motor keberadaan mereka sulit dibedakan dari pengantri pada umumnya. tidak hanya itu, para pelangsiran tersebut sangat terorganisir, mulai dari organisasi kelas rendahan dengan cara mengumpulkan iuran yang entah diserahkan kepada siapa, hingga organisasi itu membangun berkonspirasi dengan aparat penegak hukum. lagi-lagi aparat juga bermain di dunia pelangsir. sekalipun mereka "para aparat" mengatakan tidak pernah terlibat dalam bisnis "haram" ini, tapi dalam kenyataannya mereka tidak bisa menghindar dari tuduhan yang dialamatkan kepada mereka sebagai backing dari maraknya pelangsir di sampit. hal ini terlibat, tatkala rencana razia mau digelar, para pelangsir menghilang ibarat siluman tanpa jejak. pertanyaannya koq mereka bisa tau kalau mau ada razia. dari mana sumber adanya rencana razia. haruskah dikatakan bahwa para pelangsir itu memiliki intel yang tiap hari kerjaannya membututi aparat, mencari informasi dari aparat perihal rencana razia lalu menyebarkannya pada kawan-kawan sesama pelangsir. atau intel aparat yang tidak berfungsi dengan maksimal hingga mendeteksi mana pelangsir dan mana pengantri umum saja tidak bisa. atau, jangan-jangan intel pelangsir adalah aparat itu sendiri ? jika jawaban ketiga yang dipilih, betapa hebatnya intel pelangsir dari intel yang dimiliki aparat. tak jarang akhirnya inter aparat ikut beralih fungsi menjadi intel pelangsir. mereka berbaju aparat, tapi bekerja untuk pelangsir. kerja ga jelas dengan gaji super double. gaji dari negara dapat, dari iuran pelangsir mengalir terus tiada henti. BRAVO INTEL PELANGSIR.

Kamis, 17 Mei 2012

Beasiswa Djarum 2012/2013


Disampaikan bagi Mahasiswa se-Indonesia dari berbagai latar belakang fakultas dan jurusan, bahwa beasiswa djarum 2012/2013 kembali dibuka untuk anda yang berprestasi. silahkan Baca Info Selanjutnya DISINI

Lomba Cerpen Tingkat Nasional 2012


Menulis merupakan hal yang menyenangkan, dengan menulis seorang panulis dapat mencurahkan isi hati pada pembaca. Selain itu, penulis juga dapat berbagi pengalaman pada orang lain. Apakah itu pengalaman baik yang patut diteladani, maupun pengalaman buruk yang harus dipelajari sehingga tak terjadi kembali pada sang pembaca. Dalam rangka meningkatkan daya tarik dalam menulis. Kami mengajak segenap masyarakat indonesia untuk ikut meramaikan dan menyukseskan lomba yang kami selenggarakan ini. Kami selaku panitia beserta pengurus organisasi “Persatuan Mahasiswa Surabaya”, mengadakan Lomba Carpen Tingkat Nasional yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik menulis bagi seluruh warga indonesia. Baca Selanjutnya....

Selasa, 08 Mei 2012

Seputar Penggunaan Hot Potatos

Hotpotatos adalah software yang terdiri dari 6 fasilitas yang dapat digunakan membuat latihan-latihan yang dapat diaplikasikan kedalam web secara interaktif. lebih lanjut dapat di BACA DI SINI

Sabtu, 05 Mei 2012

Promo Bulan Ini.. Ayo Buruan Daftar

HANYA UNTUK ANDA YANG MENGINGINKAN GAJI TAMBAHAN DENGAN PEKERJAAN MUDAH DENGAN BONUS DAN GAJI BULANAN MENCAPAI JUTAAN RUPIAH. CARANYA HANYA CUKUP ONLINE DIRUMAH. DAPATKAN JARINGAN NASIONAL DAN BONUS PERJALANAN INTERNASIONAL DENGAN BERGABUNG DI BISNIS ORIFLAME. GABUNG DISINI SEKARANG...!!

Jumat, 04 Mei 2012

Mitos Seputar Haid dalam Islam


Haid (menstruasi) yang dialami oleh perempuan dalam perkembangan peradaban manusia selain melahirkan beragam budaya juga banyak kajian dan ajaran yang mengiringinya berkenaan dengan boleh dan tidaknya perempuan yang mengalami haid melakukan suatu perbuatan atau amalan ibadah tertentu. hal yang sama juga terdapat dalam islam. ada beragam tuntunan dan ajaran yang berkembang di masyarakat mengenai haid tersebut. sekalipun belum jelas dasar hukumnya (al Quran dan As Sunnah) yang dijadikan sebagai pedoman dari aturan-aturan tersebut, sebagian masyarakat percaya ada larangan-larangan di dalamnya. misalnya: tidak boleh perempuan yang mengalami haid memegang suaminya, membaca al quran, mencuci rambut, masuk ke masjid, berpelukan dengan suaminya, menyentuh baju yang mau digunakan untuk sholat dll. kumpulan hadits berikut adalah hadits-hadits yang berkenaan dengan hal yang belum umum di pahami oleh masyarakat. Silahkan Download DISINI

Kamis, 03 Mei 2012

Guru Hanya Kuasai 40 Persen Materi Pelajaran


keprihatinan terhadap kinerja guru Indonesia diungkapkan leh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abu Bakar.Menurutnya guru sebagian besar tidak mengusai materi yang akan diajarkan kepada siswa. "Bagaimana pendidik kita akan bagus kalau standar penguasaan materi dari pelajaran rendah. bayangkan saja kebanyakan guru hanya menguasai 40% dari materi yang ajar" kata Azwar yang disampaikan dalam diskusi terbatas dengan media massa di Hotel Century (Rabu (2/5). Dia mencontohkan pendidikan di luar negeri seperti di India, Filipina yang kualitasnya bagus tapi murah. ini jauh berbeda dengan pendidikan di Indonesia, yang biaya pendidikannya mahal namun kualitas pendidikannya standar saja. untuk meningkatkan kualitas pendidikan itu, lanjut Azwar, mau tidak mau kemampuan guru harus ditingkatkan baik melalui peningkatan kompetensi maupun diklat. sumber: jpnn

Selasa, 01 Mei 2012

Dilema Pendidikan Nasional


Pasal 32 Amandemen UUD 1945 Ayat 1 menyatakan, Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, dan ayat 2 menyatakan, Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. Perintah UUD 1945 tersebut diperkuat melalu UU Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang disahkan 11 Juni 2003. Pasal 5 Ayat 1 UU Sisdiknas menyebutkan, Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan bermutu, Setiap warga negara yang berusia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6 ayat 1), Pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberi layanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (Pasal 11 ayat 1), serta Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya anggaran guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun (Pasal 11 ayat 2). Seperangkat aturan mengenai pendidikan diatas memberikan gambaran secara jelas, bahwa pendidikan merupakan kewajiban terhadap negara dan warga masyarakat. Pemerintah menyediakan sarana dan prasarananya, masyarakat memberikan dukungan terhadap terselenggaranya dunia pendidikan. Namun, kendala yang dihadapi oleh dunia pendidikan tidak mudah. Banyak hal yang harus dibenahi dalam dunia pendidikan. Ketika banyak media meliput masalah mahalnya biaya pendidikan, banya pembaca memberi komentar yang menyetujui isinya. Bahkan sejumlah pembaca menginginkan agar surat kabar dan berbagai media lainnya secara khusus menyoroti betapa mahalnya biaya pendidikan sekarang. Sebab, dalam kenyataannya, begitu banyak anak miskin tidak bisa sekolah. Biaya yang terlalu tinggi, dan harapan masyarakat atas hasil pendidikan yang tidak bisa dipenuhi sekolah, membuat banyak orang tua mulai mempertanyakan peran dan keberadaan sekolah. Berbagai kisah tentang mahalnya biaya pendidikan dan ‘peran’ sekolah yang turut memainkan biaya sekolah menjadikan sekolah menjadi pasar yang dihitung dengan untung dan rugi. Biaya sekolah (uang) bahkan sudah mulai ikut menentukan arah, kemana pendidikan masyarakat hendak melangkah. Tanpa uang, tidak mungkin seorang anak miskin bisa menikmati pendidikan sekolah. Dengan kata lain, uang sudah amat berperan dalam peri kehidupan manusia yang paling dasar. Uang menjadi value (nilai) yang kian dominan dalam worldview kita saat ini, bukan hanya secara ekonomis tetapi juga sosio-kultural. Terlepas dari baik buruk atas pengaruh masuknya uang dan pasar ke lembaga pendidikan sekolah, yang jelas pengaruh kapitalisme dengan salah satu tandanya uang dan pasar, sudah ikut menguasai sekolah. Maka tidaklah berlebihan kemudian muncul istilah, ’memasarkan sekolah dan menye-kolahkan pasar’. Dampak lebih lanjut, banyak orang tua sekarang membuat kalkulasi, berapa biaya sekolah anaknya dan berapa uang yang akan ia dapat sesudah si anak selesai sekolah. Pandangan ini juga secara tidak langsung menempatkan anak bukan sebagai subjek didik, tetapi aset. Anakpun dilihat sebagai modal (human capital). Guru mempunyai peran yang amat penting dalam proses belajar mengajar. Akan tetapi, jika mereka tidak mendapatkan penghargaan selayaknya, ada kemungkinan besar, para guru tidak bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya. Akibat penghargaan yang tidak menghargai profesionalitas ditambah beban tugas yang begitu tinggi, mengakibatkan amat sedikit yang mau dan ingin menjadi guru. Seperti hukum alam, dampak daru pengaruh pasa pula, membuat kebanyakan siswa SMU yang pandai dan berasal dari sekolah bermutu, tidak ingin menjadi guru. Mereka lebih suka dengan fakultas yang menjanjikan kenyamanan hidup di masa depan. Selanjutnya bisa dibayangkan, apa jadinya proses belajar mengajar di sekolah, apabila input untuk menjadi guru sebenarnya berasal dari bibit-bibit yang tidak unggul. Melihat kenyataan ini, bisa dipahami bahwa pendidikan guru harus menjadi keprihatinan kita bersama. Bagaimana menciptakan guru yang profesional, memiliki inteligensia tinggi, demokratis, dan mampu menjalankan tugasnya secara dialogis. Kita tidak cukup hanya meninabobokkan guru dengan tembang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. Siapapun akan mengakui, pendidikan di sekolah tidak mampu mengimbangi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan informatika. Dalam situasi ini segera muncul ketegangan antara tugas utama pendidikan dan tututan penyediaan tenaga terampil untuk kebutuhan industri. Memang, laju perkembangan iptek, terutama revolusi teknologi dan informasi, ikut memacu perkembangan industri yang pada gilirannya ikut mencengkeram sekolah. Benar bahwa sekolah juga harus membuat lulusannya melek teknologi. Akan tetapi, munculnya banyak keluhan bahwa lulusan (baik Sekolah maupun Perguruan Tinggi) tidak memiliki kapasitas dan keterampilan yang dibutuhkan untuk masuk dunia kerja, memaksa sekolah untuk bisa memenuhinya. Atas tuntutan itu, para pengambil kebijakan sering mengambil jalan pintas, labih berpihak pada salah satu tuntutan. Munculnya sekolah Inpres, program wajib belajar, program pengentasan masyarakat dari buta huruf, perubahan kurikulum nasional, program link and match, privatisasi perguruan tinggi, seolah muncul begitu saja sebagai reaksi atas tuntutan keadaan dan masyarakat. Maka dengan segera muncul jargon-jargon seperti ’tuntaskan wajib belajar’ dan lain sebagainya. Akibatnya, muncul kekhawatiran akan hilangnya dimensi humaniora pendidikan. Persoalan lain yang juga mengemuka dalam pendidikan kita adalah terjadinya bias jender. Berbagai penelitian mengenai bahan ajar; pendidikan yang bias jender itu sudah ada sejak kelas I SD. Misalnya dengan memahami, ”tugas ayah adalah sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah utama bagi keluarganya. Dan ibu sebagai kepala rumah tangga, yang tugasnya mengasuh, membimbing dan mendidik anak-anak di rumah”. Berbagai penelitian atas buku pelajaran pun menunjukkan adanya bias jender yang melestarikan ideologi jender (nilai-nilai patriarki) melalui buku-buku pelajaran. Seolah anak perempuan diarahkan menjadi tenaga kerja cadangan dengan peran utama reproduksi. Padahal, kita lihat kenyataan di masyarakat. Tidak sedikit kaum perempuan yang menjadi tulang punggung keluarga, membanting tulang mencukupi kebutuhan suami dan anak-anaknya. Upaya Memperbaiki Dunia Pendidikan Selama ini muncul banyak keluhan mengenai kelemahan kita sebagai bangsa. Kita mengeluhkan korupsi yang merajalela, pelanggaran norma dan hukum yang berlangsung begitu saja. Bahkan mereka yang mestinya menegakkan hukum pun ikut dihukum karena melanggar norma-norma. Atas kerisauan dan kegalauan kita sebagai bangsa, pendidikan segera dilihat sebagai upaya yang bisa mengatasi semua. Banyak pendapat bahwa untuk mengatasi ini, pendidikan harus dirombak total. Untuk melakukan perombakan ini perlu dibuat tujuan pendidikan. Banyak pihak berpandangan, pembaharuan pendidikan yang akan dilaksanakan perlu dirancang guna melahirkan generasi pembaharu, yaitu generasi yang mampu menyelesaikan berbagai masalah dan persoalan yang terasa kian menumpuk. Cara yang harus ditempuh guna menilai dan merancang kurikulum pendidikan untuk masa datang adalah pertama, mempelajari aneka implikasi dari berbagai keinginan masyarakat untuk merevisi kurikulum sekaligus pembaruan pendidikan. Kedua, mempelajari aneka kelemahan yang terkandung dalam kurikulum sekarang, yang ikut melahirkan berbagai kelemahan bangsa. Ketiga, mempelajari berbagai keharusan yang tidak dapat dihindari dalam menyusun kurikulum. Bagaimana pendidikan itu dijalankan? Pertanyaan ini hampir selalu mengemuka tiap kali masalah pendidikan didiskusikan. Dalam arti luas, pendidikan terjadi melalui tiga upaya utama, yaitu pembiasaan, pembelajaran, dan peneladanan. Dengan demikian, pendidikan tidak sekedar pengajaran yang hanya ’hidup’ dalam lingkup sekolah dan sistem pendidikan hanya diartikan sebagai ’sekedar’ sistem persekolahan belaka. Sekolah hanya salah satu bentuk upaya pendidikan. Pembiasaan dan peneladanan amat besar pengaruhnya dalam reksa pendidikan. Berbagai pembiasaan ini dilihat sejak anak-anak hingga dewasa. Sedangkan peneladanan, yang merupakan salah satu upaya pendidikan, berkaitan dengan berbagai pengaruh yang ’menimpa’ manusia. Peneladanan amat berkait dengan citra menjadi panutan, entah di luar rumah, sekolah, maupun tempat pergaulan. Peneladanan sendiri terjadi sebagai proses yang biasa disebut sebagai pembelajaran sosial, baik yang menghasilkan pengaruh positif maupun negatif. Berdasarkan upaya pembiasaan, pembelajaran, peneladanan, maka pendidikan tidak bisa lain kecuali dipahami sebagai upaya pembudayaan. Ikhtiar ini pula yang melatari sejarah kemanusiaan sebagai sejarah perkembangan peradaban. Dengan kata lain, pendidikan merupakan upaya pembudayaan demi peradaban manusia. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya merupakan prakarsa pengalihan pengetahuan dan ketrampilan, tetapi juga mencakup pengalihan nilai-nilai budaya dan norma-norma sosial. Wallahualam Bishawab.[] sumber: http://masadmasrur.blog.co.uk