Kamis, 19 September 2013

KNPI DIMATA OKP

(Tulisan ini dimuat tanggal 1 Mei 2012) Sejarah berdirinya KNPI (Komite Pemuda Nasional Indonesia) bermula dari keinginan beberapa Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) waktu itu yang menginginkan adanya forum komunikasi antar pemuda yang tergabung dalam OKP. Hal ini dimaksudkan untuk mempererat komunikasi dan konsolidasi gerakan kepemudaan disamping agar suara-suara pemuda yang tergabung dalam OKP-OKP dapat disalurkan aspirasinya secara bersama-sama melalui forum bersama yang pada tahun 1973 di Jakarta mereka sepakat membentuk forum komunikasi pemuda Indonesia yang dinamakan KNPI. Pengambilan kata “Komite” dalam KNPI bukanlah tanpa alasan. Alasan paling kuat terutama adalah para penggagas KNPI tidak menginginkan keberadaan KNPI kelak hanya akan menjadi organisasi baru yang lepas akarnya dari komunikasi dan aspirasi anggota KNPI yang terdiri dari OKP-OKP. Pun tidak menginginkan jika keberadaan OKP hanya dimanfaatkan sebagai alat kepentingan menduduki kursi KNPI. Sehingga dipilihlah nama Komite “Committee” (Bhs. Inggris) yang berarti kumpulan/kepanitiaan dengan tanggungjawab mewujudkan persatuan dan kesatuan pemuda, dalam rangka memelihara Persatuan dan Kesatuan Nasional demi tegaknya Negara Kesatuan RI. Jika alur pemikiran ini ditangkap maknanya, berarti untuk menjadi pengurus KNPI seseorang terlebih dahulu harus berhimpun dalam OKP, dan tentu saja tidak ada yang disebut sebagai anggota KNPI, kecuali OKP-OKP yang tergabung di dalamnya sesuai dengan AD/ART yang ada. Dari sini jelas bagaimana mengukur standar keberhasilan KNPI. Jika OKP-OKP yang bernaung di dalamnya eksis dalam melaksanakan kegiatan kepengurusannya, komunikasi antar OKP terjalin dengan baik dan tingkat kepedulian OKP terhadap KNPI tinggi, itulah keberhasilan KNPI. Jika sebaliknya, KNPI tidak tau menahun kondisi, aspirasi, dan keberadaan OKP, serta OKP juga tidak peduli dengan keberadaan KNPI, ya… gagal lah kepengurusan KNPI. Pemahaman ini penting, mengingat keberadaan KNPI telah mengalami pergeseran orientasi yang sangat jauh, jika fungsi KNPI pada dasarnya adalah sebagai forum komunikasi dan penyalur aspirasi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dalam meningkatkan derajat, taraf hidup, status dan kesejahteraan sosial (AD/ART KNPI pasal 7), yang bersifat terbuka dan independen (pasal 6), orientasi itu dalam pelaksanaannya lebih kuat kearah politik. Laiknya partai politik, figur-figur yang akan tampil sebagai ketua KNPI lebih mengedepankan prestice, ketimbang menyiapkan visi yang akan dibawanya kelak dalam melaksanakan kepengurusan KNPI. Kalaupun ada visi, visi tersebut terasa kering orientasi dan miskin gagasan perubahan, sehingga tak layak sebagai “dagangan politik”. Parahnya, bahkan pemilian ketua KNPI juga sudah mulai trend dengan money politik. Pertanyaan berikutnya pasti bisa ditebak. Jika menjadi ketua KNPI saja (yang notabene adalah kumpulan organisasi sosial kemasyarakatan) memaksakan cara-cara “demokrasi najis” dalam bentuk money politik, lalu bagaimana nantinya jika dia terpilih menjadi ketua KNPI. Apalagi jika gara-gara politik uang itu lalu dia akan memeras dana kegiatan KNPI (yang semestinya disalurkan untuk kegiatan OKP) sebagai ganti biaya politiknya, sampai akhirnya dia masuk penjara sebab terkena kasus korupsi. Kan, tidak punya muka akhirnya para OKP yang mengedepankan social oriented memberikan dukungan kepada KNPI yang mengalami mimikri menjadi profite and political oriented, salah kaprah dan memalukan tersebut. Atau selajur rubah sekalian KNPI menjadi partai KNPI biar lebih jelas kelaminnya. Menyikapi kondisi ini, OKP harus berhati-hati betul dalam menentukan figur yang layak memimpin KNPI. Jangan sampai KNPI hanya menjadi sarang kepentingan-kepentingan orang tertentu yang sarat dengan nuansa politik dan bagi-bagi dana kegiatan kepemudaan, sehingga bisanya hanya mendompleng nama besar pramuka yang gemar kemah, biarlah urusan “kemah” diserahkan pada yang lebih ahlinya yaitu gerakan pramuka, toh yang ikut di gerakan pramuka juga kawan-kawan pemuda. Masih banyak ladang garap KNPI yang dapat digerakkan dengan orientasi kegiatan kepemudaan yang lebih progresif dan berkesinambungan. Bukankah, sudah lazim dimasyarakat bahwa organisasi kepemudaan penuh dengan nuansa idealisme dan gagasan perubahan ke arah kondisi sosial yang lebih baik. Sebagai dasar akfivitas KNPI, ini pun sudah tertanam kuat dalam pembukaan AD/ART KNPI. Menurut saya sangat bijak dalam arus demokrasi yang kian terpuruk kini, OKP mulai menyusun langkah menguatkan gagasan mengawal KNPI agar tetap sesuai dengan aras gerakannya, yakni sebagai wadah komunikasi Organisasi Kemasyarakatan Pemuda yang progresif, mengawal proses pemilihan ketua KNPI yang demokratis, anti politik uang, serta menjadikan KNPI sebagai organisasi yang memiliki kepedulian terhadap masalah-masalah sosial. Saya membayangkan, betapa indahnya andai saja kepengurusan kedepan di halaman kantor KNPI berkibar bendera-bendera OKP, seperti kibarnya bendera negera-negara anggota di kantor PBB. Selamat MUSKAB KNPI Kotim, semoga langkahmu kian memasyarakat.

Tidak ada komentar: