Kamis, 15 Maret 2012

Cerita Anakku

akhirnya terjadi juga apa yang sela ini menjadi kekhawatiran kami. tinggal di samping sungai pengairan bukanlah hal yang mudah. apalagi bagi zinda yang usianya baru sampai 2,5 tahun. sekalipun rumah kontrakan baru kami di tengah kota, tetap saja sungai pengeringan itu jika hujan meluapkan airnya sampai ke teras rumah-rumah penduduk. memang tidak bahaya luapannya, tetapi sedikit banyak akan membuat rumah kotor dan halaman penuh dengan sampah rumah tangga.
rumah kontrakan kami memang tidak pernah tergenang air pasang sungai pengeringan secara langsung, sebab posisinya lebih tinggi dari rumah penduduk yang lain. hanya keberadaannya tepat di samping sungai yang tidak bertutup, membuat kami sering was-was jika melihat zinda-anak kami-bermain-main di halaman rumah. yang kami sebut dengan halaman rumah ya jalan masuk perkampungan yang biasa dilewatiu kendaraan roda dua, sepeda dan kadang sekali ada mobil yang nyasar lewat sana. dan di depan jalan pas itulah membentang sungai pengeringan. jadi tepat di depan rumah kami setelah dipisah jalan yang kurang lebih lebarnya 2,5 meter.
sesuai kebiasaan zinda bermain di pinggir jalan pas depan rumah, dari mimiknya kami merasa meski usianya tergolong balita, tapi menurut kami kalihatannya dia paham bahwa sungai itu berbahaya. makanya jarang dia bermain dekat-dekat sungai. hanya sekali waktu masih kecil sekali baru belajar berjalan tanpa kami ketahui sebelumnya dia menjuntaikan kakinya ke bibir sungai... isteriku yang melihatnya teriak histeris sebab dikiranya dia hanya bermain di dalam pagar. ternyata setelah di kejar keluar di tolehnya kanan kiri, sambil tersenyum penuh arti dia menjutaikan kakinya bermain air di bibir sungai... subhanallah.. di kejarnya ai lantas ditangkap oleh uminya.
beberapa bulan berikutnya .... sambung.

Tidak ada komentar: