Selasa, 20 Maret 2012

HUTAN CAN CIRI-CIRINYA

A. Hutan Sub Alpin Ciri-ciri hutan Sub Alpin antara lain Seluruh kenampakan hutan di zone sub-alpine (>3000 meter), yang belum menampakan penebangan, termasuk vegetasi rendah alami yang tumbuh di atas batuan massif. Hutan di zona sub alpin hanya terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan pohon-pohon kerdil, rapat dengan batang pohon yang kecil, dan lantai hutan dengan tumbuhan bawah yang jarang. Hanya ditemukan sedikit jenis vegetasi yang telah beradaptasi dengan lingkungan yang beriklim ekstrim, hal ini barangkali terkait dengan kondisi tanah yang miskin hara dengan jenis tanah berbatu (litosol). Jenis pohon yang dominan di hutan ini adalah cantigi (Vaccinium varingiaefolium), dari keluarga ERICACEAE. Mirip dengan famili jenis Cantigi yang asal Eropa yaitu bilberry, cantigi juga mempunyai buah berry yang bisa dimakan. Daun cantigi muda juga mempunyai warna menarik yaitu merah bersinar yang memperindah hutan pegunungan, seperti halnya pohon puspa. Warna daun muda yang merah kemungkinan merupakan upaya tumbuhan untuk melawan sinar ultraviolet yang sangat ektrim. Jenis hutan ini di Indonesia dapat ditemukan di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Cibodas Jawa Barat dengan jarak 2 jam (100 km) dari Jakarta. Gambar Hutan Sub Alpin di Himalaya B. Hutan Pantai Hutan pantai, menyebar di sepanjang pantai yang tidak tergenang oleh pasang surut air laut dengan luas + 3,3 juta hektar. Ciri umum ekosistem ini antara lain adalah : 1) Tidak terpengaruh iklim; 2) Tanah kering (tanah pasir, berbatu karang, lempung); 3) Tanah rendah pantai; 4) Pohon kadang-kadang ditumbuhi epyphit; dan 5) dapat dijumpai terutama di pantai selatan P. Jawa, pantai barat daya Sumatera dan pantai Sulawesi. Berdasarkan susunan vegetasinya, ekosistem hutan pantai dapat dibedakan menjadi 2, yaitu formasi Pres-Caprae dan formasi Baringtonia. 1. Formasi Pres-Caprae; Pada formasi ini, tumbuhan yang dominan adalah Ipomeea pres-caprae, tumbuhan lainnya adalah Vigna, Spinifex littoreus (rumput angin), Canavalia maritime, Euphorbia atoto, Pandanus tectorius (pandan), Crinum asiaticum (bakung), Scaevola frutescens (babakoan). 2. Formasi Baringtonia; Vegetasi dominan adalah pohon Baringtonia (butun), tumbuhan lainnya adalah Callophylum inophylum (nyamplung), Erythrina, Hernandia, Hibiscus tiliaceus (waru laut), Terminalia catapa (ketapang). Gambar Hutan Pantai di Kaimana Papua C. Hutan Mangrove Hutan Mangrove/Payau dapat dijumpai tersebar di se-panjang pantai yang berlumpur dan dipengaruhi pasang surut air laut dengan luas + 2.450.185 hektar (Wetland, 2002; dalam BAPENAS, 2004). Ciri umum ekosistem ini adalah : 1. Tidak terpengaruh iklim; 2. Terpenga-ruh pasang surut; 3. Tanah tergenang air laut, tanah lum-pur atau pasir, terutama tanah liat; 4. Tanah rendah pantai; 5. Hutan tidak mempunyai strata tajuk; 6. Tinggi pohon dapat mencapai 30 m; dan 7. Tumbuh di pantai merupakan jalur Gambar Hutan Mangrove D. Hutan Rawa Hutan rawa (swamp forest) menyebar sepanjang muara sungai yang selalu atau berkala dipengaruhi limpasan air dari sungai dan air hujan. Di Indonesia hutan jenis ini luasnya mencapai + 5.185.500 hektar (data BAPPENAS, 2004). Ciri umum hutan ini antara lain adalah : 1) Tidak terpengaruh iklim; 2) Tanah tergenang air tawar; 3) Umumnya terdapat di belakang hutan payau; 4) Tanah rendah; 5) Tajuk terdiri dari beberapa strata; 6) Pohon dapat mencapai tinggi 50 - 60 m; dan 7) umumnya dapat dijumpai di Sumatera dan Kalimantan mengikuti sungai-sungai besar. Gambar Hutan Rawa Kalimantan Tengah E. Hutan Keranggas Hutan Keranggas umumnya tumbuh diatas tanah podsol, tanah pasir dan keras yang sarang, miskin hara dan pH rendah. Ciri umum ekosistem ini antara lain adalah : 1) Iklim selalu basah; 2) Tanah pasir, podsol; dan 3) Tanah rendah rata. Gambar Hutan Keranggas F. Hutan Batu Kapur Hutan batu kapur terdapat ditanah kapur. Jumlah areal hutan batu kapur di Indonesia cukup luas sekitar 7,9 juta hektar. Pada kondisi hutan ini biasanya jarang terdapat tanaman, sebab kondisi tanah yang ada tidak mampu menyimpan air dengan baik. Gambar Hutan Batu Kapur G. Hutan pada Batu Ultra Basik Tanah ultrabasa memiliki kandungan logam berat yang cukup tinggi menyebabkan tipe vegetasi yang ada sangat khas. Tanah yang berkembang pada batuan ultrabasa bersifat sangat tandus, sebagai akibat adanya kandungan basabasa (Fe, Mg, Al dan Ni) yang tinggi. Tanah ultrabasa menempati dua zonasi menurut ketinggian tempat yaitu zona lowland mafic (1.000 mdpl) dan zona upland mafic (1.000 mdpl). Jenis-jenis dominan seperti jenis Heritiera trifoliata merupakan jenis pohon yang sudah beradaptasi dengan sifat-sifat tanah ultrabasa, termasuk jenis-jenis lokal yang telah disebutkan di atas. Gambar Hutan pada Batuan Ultra Basik

Tidak ada komentar: